Archive for February, 2011

Bagian 2. “PEMBANDING” yang dapat mempengaruhi keputusan kita! (alasan dan solusi)

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya pada Bagian 1 dari tulisan ini..sebetulnya, mengapa pembanding tersebut dapat mempengaruhi keputusan kita, dan bagaimana kita harus menghadapinya?

WHY?

Dan Ariely menjelaskan dalam bukunya tentang “behavioral economics”, dan ketiga contoh yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan relativitas. Selanjutnya, mari kita perhatikan gambar di bawah ini:

Annisa's doc diadopsi dari Predictably Irrational

Seperti yang kita lihat dari gambar di atas, lingkaran bulat berwarna biru tua itu terlihat tidak sama ukurannya, bukan? Bila kita menempatkannya diantara lingkaran kecil, lingkaran biru tua ini akan terlihat besar, sedangkan bila kita menempatkannya diantara lingkaran besar, lingkaran biru tua ini akan terlihat sangat kecil.

Hal inilah yang menjelaskan segalanya!! bahwa kita selalu melihat sesuatu dengan pembanding diantara kita. Kita tidak dapat mencegahnya! Hal ini tidak hanya terjadi pada benda-benda fisik. Tetapi juga  pada hal lain, misalnya pilihan mengenai liburan, pendidikan, dan sesuatu yang tiba-tiba seperti emosi, kelakuan, dan cara pandang. Kita selalu membandingkan pekerjaan kita dengan pekerjaan orang lain, liburan kita dengan orang lain, pasangan kita dengan pasangan orang lain, rumah kita dengan rumah orang lain.

HOW THEN?

Ternyata kita dapat mengontrol lingkaran yang ada di sekitar kita, memindahkannya agar berada diantara lingkaran-lingkaran yang lebih kecil yang dapat mem-BOOST kebahagiaan kita. Misalnya, bila kita berada di suatu acara reuni, dan berada diantara “Lingkaran Besar”, yang dengan santainya membicarakan mengenai tingginya gaji mereka, kita dapat menarik langkah dan berbicara dengan orang lain. Bila kita sedang memilih rumah atau mobil, kita dapat mengabaikan pilihan-pilihan yang berada jauh di atas kemampuan kita.

Selain itu kita juga dapat mengubah cara pandang yang sempit menjadi lebih luas, Misalnya ketika kita menemukan sebuah pensil yang unik seharga Rp. 25.000 rupiah, lalu kita ingat kalau kita pernah melihatnya di toko lain dan ternyata sedang diskon menjadi seharga Rp. 18.000, tetapi tokonya agak jauh, dan kita harus berjalan 15 menit untuk menuju kesana. Lalu apa yang terjadi? Kebanyakan orang akan memilih untuk berjalan 15 menit dan menghemat Rp. 7000,– untuk pensil tersebut.

Contoh yang kedua, adalah ketika kita berencana membeli satu buah gaun untuk acara pernikahan sahabat kita. Kita menemukan sebuah gaun putih cantik seharga Rp. 855.000, tetapi ada pelanggan lain yang berbisik, kalau di toko lain, baju tersebut sedang di-korting hingga harganya menjadi Rp. 848.000, dan tokonya hanya 15 menit dari sini. Apakah kita akan membeli di toko tersebut yang sedang men-diskon baju tersebut? Dalam banyak kejadian, kebanyakan akan mengatakan tidak.

 

Lalu apa yang terjadi disini?

Dua-duanya sama-sama akan menghemat Rp. 7000 bila kita berjalan lebih jauh 15 menit.

Tetapi mengapa kebanyakan orang akan melakukannya untuk sebuah pensil, tetapi tidak untuk gaun yang harganya mahal.

Inilah masalah dari RELATIVITAS!

Rp. 7000 dari sebuah pensil lebih kita perjuangkan, karena pembandingnya kecil. Sedangkan Rp. 7000 tidak terlalu masalah dikorbankan untuk gaun tersebut karena pembanding harganya besar (persis seperti teori lingkaran biru di atas).

Ketika kita membuat keputusan berdasarkan kepentingan relatif, dan membandingkannya dengan alternatif lainnya yang ada. Hal ini jugalah yang terjadi ketika kita harus menambah harga Rp. 1.000.000 dari total catering Rp. 30.000.000 dari suatu acara pesta pernikahan, tetapi di sisi lain orang akan berpikir lebih panjang ketika harus menambahkan Rp. 1000, dari semangkuk bakso seharga Rp. 5000.

Padahal apabila kita berpikir lebih jauh, kita dapat berpikir bahwa uang sebanyak 1 juta rupiah tersebut dapat kita manfaatkan untuk membeli salah satu alat elektronik setelah menikah nanti. Tetapi berpikir seperti ini sangatlah sulit, dan merupakan hal yang alami bila kita memberikan penilaian relatif terhadap sesuatu.

Ada satu cerita yang dapat kita contoh, yaitu ketika seorang pengusaha besar berusaha “memecahkan lingkaran besarnya” menuju lingkaran yang lebih kecil. Tentu saja pengusaha ini memiliki banyak uang dan mampu membeli mobil apa yang disukainya. Tetapi ketika dia memiliki mobil BMW seri terbaru. Dia kemudian menjualnya dan mengganti mobilnya dengan city car Jazz. Mengapa? Pengusaha ini lalu berkata, bila saya punya BMW, maka nanti di kemudian hari saya ingin menggantinya dengan Mercedes Benz tipe terbaru, lalu kemudian Ferrari, tidak akan pernah ada habisnya keinginan kita.

Dan inilah yang kita pelajari. Semakin banyak yang kita punya, maka semakin banyak pula yang kita inginkan. Karena itu pada akhirnya kita juga lah yang harus memutus siklus tersebut.

(Semua tulisan ini adalah hasil pengungkapan kembali setelah membaca buku Predictably Irrational, The Hidden Forces that Shape Our Decisions, oleh Dan Ariely).

Semoga bermanfaat!

10/02/2011

-jovianiastari-

Comments (2) »

Bagian 1.“PEMBANDING” yang dapat mempengaruhi keputusan kita! (contoh kasus)

Saya bukanlah orang yang ahli dalam bidang ekonomi, tetapi hal ini benar-benar menarik perhatian saya karena begitu dekat dengan apa yang kita alami sehari-hari!!!

Bila kita dihadapkan pada beberapa pilihan, pastinya kita bingung dan akan memilih yang terbaik untuk kita, dan kebanyakan dari kita juga sering tidak tahu sebenarnya apa yang kita mau. Misalnya, ketika kita menginginkan untuk membeli sebuah handphone, kita tidak akan tahu handphone seperti apa yang kita mau, sampai kita melihat seseorang memakainya, dan melihat begitu canggihnya handphone tersebut. Kita tidak tahu sebetulnya speaker seperti apa yang kita mau, sampai kita mendengar satu set speaker yang ternyata suaranya lebih baik dari speaker sebelumnya. Bahkan kita terkadang tidak tahu apa yang sebenarnya kita akan lakukan dalam hidup kita, sampai kita menemukan saudara atau teman yang melakukan sesuatu yang ternyata kita pikir harus kita lakukan. Intinya, SEMUA ITU BERKAITAN, dan ada suatu PEMBANDING!

Saat saya membaca buku “Predictably Irrational” karya Dan Ariely, saya terkagum, karena buku yang ditulis oleh Professor dari Duke University ini mengungkapkan berbagai macam eksperimen, yang pada mulanya sebenarnya berasal dari pertanyaan sederhana, seperti:

Mengapa kita sering membeli sesuatu yang sebetulnya tidak kita butuhkan, atau

Mengapa kita masih mengalami sakit kepala jika kita memakan obat yang harganya murah, tetapi sakit kepala tersebut cepat hilang ketika kita sudah memakan obat dari dokter (yang biasanya harganya lebih mahal).

Menurut penulisnya, buku ini diharapkan akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan akan berimplikasi pada kehidupan pribadi, pekerjaan, dan cara pandang kita terhadap lingkungan sekitar.

Satu hal yang dibahas dalam buku ini adalah mengenai adanya suatu “keterkaitan yang erat akan sesuatu” , dan bagaimana suatu pembanding dapat mempengaruhi keputusan yang kita ambil secara alami. Untuk lebih jelasnya, contoh kasus berikut akan memberikan gambaran.

1. Dalam suatu iklan di internet, yang berkaitan dengan berlangganan majalah, ada beberapa pilihan sebagai berikut:

Bila kita melihat pilihan di atas, tentu kita akan sangat tergoda untuk memilih pilihan terakhir (versi cetak dan online) bukan? Karena siapa yang mau membeli versi cetak saja, bila yang ditawarkan versi cetak plus online ternyata harganya SAMA!

Tapi mengapa pihak penjual memasang harga seperti itu? Apakah itu sebuah kesalahan? Tentu saja tidak, hal tersebut pastinya sudah melalui proses editing oleh para redaksi. Dan pastinya bagian marketing mengetahui bagaimana tabiat konsumen mengenai hal ini: bahwa kita selalu melihat segala sesuatu berdasarkan tingkatan, dimana ketika ada yang lebih menguntungkan dari yang lain, kita dapat memperkirakannya. Karena adanya tiga pilihan ini, konsumen akan cenderung memilih yang terakhir, yang tentu saja akan sangat menguntungkan penjual. Tiga pilihan ini dimaksudkan agar konsumen sama sekali tidak melirik pilihan pertama, karena dengan adanya pilihan ketiga, maka akses online menjadi GRATIS!

Dari suatu eksperimen mengenai tiga pilihan ini, didapatkan hasil bahwa 16% memilih pilihan pertama, 0% memilih pilihan kedua, dan 84% memilih pilihan ketiga.

Coba kita bandingkan dengan pilihan berikut ini:

Kali ini, orang akan ada yang cenderung memilih pilihan pertama ataupun yang kedua. Dari suatu eksperimen di dalam buku ini, bila dihadapkan pada dua pilihan seperti ini, 68% memilih pilihan pertama, dan 32% memilih pilihan kedua. Bandingkan hasilnya dengan eksperimen pertama. Betapa jelasnya suatu PEMBANDING akan mempengaruhi pilihan kita.

Untuk lebih jelasnya, kita akan melihat contoh lain.

2. Seorang salesman menawarkan televisi pada kita, dan dalam displaynya kita melihat pilihan sebagai berikut:

Salesman ini tahu, bahwa konsumen sulit untuk menghitung nilai dari barang-barang yang ditawarkan ini (kita tidak tahu jelas apakah TV Samsung 50 inch lebih baik daripada TV Sony 42 inch). Salesman ini lalu menaruh barang yang ingin banyak dijualnya di tengah-tengah. Salesman ini juga tahu, bahwa dengan ada 3 pilihan, kebanyakan orang akan cenderung memilih yang berada di tengah-tengah. Terbuktikah?  Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, terbukti kebanyakan orang memilih barang yang berada di tengah tersebut.

3. Hal ini juga berlaku di beberapa toko atau restoran. Beberapa menu daging misalnya, baik itu dimasak ala Eropa atau Indonesia, (yang tetap saja menggunakan daging dengan harga per kilogram yang sama), dapat diberi harga yang cukup mahal untuk maslan Eropa misalnya. Dengan menuliskan beberapa makanan di menu dengan yang sangat mahal, hal ini dapat menaikkan pendapatan, meskipun tidak akan ada yang membeli makanan tersebut. Ini dikarenakan konsumen tetap akan membeli makanan dengan harga kedua termahal (dengan pembanding harga yang paling mahal tersebut), yang notabene akan menaikkan pemasukan (dan membuat restorannya tetap laku!)

Mengapa dan harus bagaimana dengan hal ini?

Bersambung….

10/02/2011

-jovianiastari-


Comments (1) »

Aluminium foil : Sisi manakah yang harus digunakan? Apakah aman untuk kita?

Karena saya pribadi baru kali ini menggeluti lebih dalam dunia per-dapuran, terkadang bingung dan tidak tahu untuk apa ini, untuk apa itu. Salah satunya adalah aluminium foil yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika memanfaatkan benda ini, banyak pertanyaan di benak saya, apakah benda ini aman dalam membungkus makanan kita, lalu mengapa ada dua sisi warna alumunium foil yang berbeda (yang satu lebih glossy dan yang satu tidak), apakah makanan kita akan cepat matang dengan menggunakan sisi yang lebih berkilau? Karena rasa penasaran, saya mengeksplorasinya di internet dan ingin berbagi dengan semua.

1. Mengapa ada dua sisi yang berbeda (satu sisi lebih berkilau)? Yang manakah yang harus kita gunakan?

Aluminium foil adalah salah satu benda yang biasa digunakan untuk membungkus makanan, dan menjaga makanan tersebut agar tetap panas.



Ternyata, berdasarkan salah satu penelitian yang telah dilakukan, perbedaaan dari dua sisi itu sangatlah minim. Meskipun kita berasumsi bahwa bagian yang lebih berkilau akan merefleksikan panas yang lebih banyak, tetapi pada kenyataannya, hasil yang didapat menunjukkan perbedaan yang sangat kecil. Pada saat kita membakar, menyimpan, atau mendinginkan makanan baik dengan bagian yang lebih berkilau atau tidak, efeknya terhadap makanan akan sama.

Perbedaan antara bagian yang berkilau dan tidak ini ternyata berkaitan dengan proses pengepakkannya, karena pada tahap akhir, dua lapisan foil ini melewati alat penggulung pada saat yang bersamaan. Sisi yang berkontak langsung dengan penggulung baja tersebut akan menjadi berkilau, sedangkan sisi lain yang tidak berkontak, menghasilkan lapisan yang tidak berkilau.

(Faktanya, kebanyakan orang tetap berpikir, dengan menempatkan sisi yang lebih berkilau langsung pada makanan, akan mempengaruhi cepat matangnya makanan tersebut, karena bagian berkilau tersebut lebih banyak menghantarkan panas..It doesn’t matter then, as we knew that both side will generate the same heat).

2. Apakah lebih baik membungkus menggunakan aluminium foil atau plastik?

Berdasarkan salah satu sumber, hal ini bergantung pada makanan apa yang akan kita bungkus, dan bagaimana kita akan menghangatkannya kembali. Aluminium foil baik digunakan untuk makanan berbau tidak sedap, dan jika kita akan menghangatkan makanan tersebut dengan oven (karena jelas aluminium foil itu tahan panas).

Satu hal yang harus diperhatikan adalah: Jangan pernah menggunakan aluminium foil dalam Microwave..karena akan menimbulkan percikan api, dan juga hindari menyimpan makanan asam dengan aluminium foil, karena akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan lobang pada foil tersebut dan bintik hitam pada makanan. Meskipun kebanyakan tidak berbahaya, tetapi bila dicegah akan lebih baik.

3. Apakah ada efek samping bila kita menggunakan aluminium foil?

Kertas tebal aluminium ini terbuat dari aluminium alloy yang mengandung 92 sampai 99 persen aluminum. Aluminium foil tidak menghasilkan efek samping bila kita menggunakannya sesuai fungsinya. Bila kita menggunakannya untuk membungkus makanan yang mengandung asam (Sudah dibahas sebelumnya), maka rasa makanan akan menjadi tidak enak, dan hal ini juga berbahaya bagi kesehatan. Tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah aluminum yang merembes pada makanan pada saat digunakan hampir tidak ada. Meskipun beberapa mengkhawatirkan mengenai praduga intake Aluminum yang menyebabkan rusaknya syaraf dengan karakteristik Alzheimer, belum ada penelitian yang dapat membuktikannya (Lihat link berikut).

3. Manfaat lain dari Aluminium foil

Selain untuk keperluan dapur, aluminium foil juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, selain dapat menghilangkan karat, memperbaiki koneksi baterai yang longgar, menajamkan gunting, kita juga dapat memanfaatkan sisa aluminium foil untuk berbagai hal. Untuk lebih lengkapnya, publikasi mengenai 10 manfaat aluminium foil dan memanfaatkan sisa aluminium foil bisa dijadikan tambahan pengetahuan baru untuk kita semua..

Semoga bermanfaat!

07/02/2011

-jovianiastari-

Comments (4) »